Oleh: Azrul Hasibuan
Presiden Mahasiswa UNIVA Medan
Mahasiswa
adalah pemuda yang mempunyai peran besar dalam menentukan arah perbaikan bangsa
ini. Sebagai manusia yang lebih tercerahkan (enlightenment
people) dibandingkan kelompok masyarakat lainnya, mahasiswa
seharusnya mempunyai kepekaan
dan kepedulian terhadap
kondisi di sekelilingnya. Kepekaan dan kepedulian terhadap kondisi
sekelilingnya ini harus berdasarkan suatu pemahaman atau pengetahuan yang
nantinya dapat mendasari mahasiswa dalam bergerak. Mahasiswa sebagai elemen
masyarakat yang mempunyai kekuatan untuk memperbaiki dan memperbarui kondisi
masyarakat, bangsa, dan negara, haruslah mempunyai kapasitas diatas rata-rata
mayoritas masyarakat kita. Mahasiswa harus mempunyai pemahaman keilmuaan yang
holistik, artinya berpengatahuan luas. Namun tidak cukup sebatas berpengetahuan
luas saja, melainkan harus mempunyai kemampuan (skill), visi, karakter, jauh lebih maju
dibandingkan kebanyakan masyarakat pada saat ini. Karena itu, mahasiswa harus
sadar akan tanggung jawab dan konsekuensi moralnya ini, sehingga kaum
intelektual ini harus berlomba-lomba untuk berprestasi: mempunyai pencapaian
diatas rata-rata kebanyakan manusia dengan kelebihan masing-masing. Tumbuhnya
semangat maju dan berprestasi, berdasarkan fakta dan banyak pengalaman, bermula
dari organisasi mahasiswa. Organisasi mahasiswa menjadi bagian vital dalam
dunia akademik kampus yang membantu perguruan tinggi mencetak intelektual muda
unggul.
a. Mengapa Mahasiswa?
"Pemuda
dalam hal ini mahasiswa adalah sosok yang paling dinamis dan tidak dapat
dipisahkan dari perjuangan bangsa. Pemuda selalu hadir untuk memberikan
sumbangan yang bermakna bagi bangsa Indonesia. Ia selalu tampil untuk
menyuarakan dan memperjuangkan nilai-nilai kebenaran dan menentang segala
bentuk ketidakadilan pada zamannya”. Petikan kalimat ini adalah
bisa dikatakan sebagai dasar mahasiswa untuk menyadari betul bahwa, secara
historis, mahasiswa selalu mempunyai peran besar dalam penentuan sekaligus
perbaikan arah bangsa ini. Sadarlah mahasiswa! bahwa mahasiswa adalah garda
depan perubahan bangsa menuju masa depan lebih baik.
b. Motivasi Berprestasi
Motivasi berprestasi adalah suatu keinginan untuk berhasil,
berusaha keras dan mengungguli orang lain berdasarkan suatu standar mutu
tertentu. Selain itu, motivasi berprestasi merupakan suatu dorongan atau
keinginan dalam diri untuk mencapai kesuksesan yang setinggi mungkin sehingga
tercapai kecakapan pribadi yang tinggi.
Semakin baik persepsi seseorang terhadap apa yang sedang ia
kerjakan, maka kemungkinan akan semakin baik hasil pekerjaan yang ia lakukan.
Belajar atau melakukan sesuatu yang didasarkan pada keterpaksaan akan
mempengaruhi psikis seseorang sehingga hasil yang dicapai tidak maksimal karena
adanya perasaan ketergantungan dan ketidaknyamanan.
Dorongan
untuk beprestasi harus ditumbuhkan baik dari dalam diri maupun dari luar.
Dorongan dari dalam diri antara lain adalah berupa kesadaran untuk meraih hasil
yang tinggi. Dorongan dari luar misalnya antara lain adalah kondisi suasana
kampus, peran senior, dan organisasi mahasiswa, serta dosen. Kesadaran dari
dalam diri (faktor internal) merupakan faktor yang menentukan seseorang dalam
mencapai sesuatu. Faktor ekternal juga mempengaruhi seseorang dalam hal
mencapai sesuatu yang di inginkan tapi hanya mempengaruhi bukan menentukan.
Motivasi berprestasi sangat tergantung oleh usaha dan upaya seseorang itu
sendiri.
c. Pentingnya Motivasi Beprestasi
Motivasi berprestasi merupakan faktor primer seseorang agar
berhasil mencapai sesuatu. Hal ini didasarkan atas kesadaran pribadi yang akan
menggerakan seseorang untuk melakukan tindakan. Mahasiswa dapat meraih prestasi
tinggi jika ia mempunyai kesadaran tinggi yang dapat mendorong dirinya sendiri
untuk meraih apa yang ia telah rencanakan. Kesadaran mencapai sesuatu dapat
dicapai jika mahasiswa mampu memahami makna atau esensi keberadaannya di kampus
dan kehidupan ini. Persepsi ini dapat dicapai mahasiswa dengan menyerap dan
mengolah informasi dari lingkungannya (baca: kampus). Persepsi positif terhadap
kampus dapat menumbuhkan semangat berkontribusi dan berprestasi. Mahasiswa yang
mempunyai persepsi positif terhadap kampusnya mempunyai motivasi berprestasi dan
berkontribusi yang jauh lebih besar. Persepsi positif terhadap almamater
ditumbuhkan dengan penanaman nilai-nilai kebanggan dan kecintaan terhadap
almamater sejak dini kepada mahasiswa, sehingga motivasi beprestasi dan
berkontribusi kepada almamater akan terus tumbuh di hati, pikiran, dan tindakan
mahasiswa. Motivasi beprestasi sekaligus berkontribusi mahasiswa kepada
kampusnya mempunyai hubungan atau korelasi dengan persepsi positif mahasiswa
terhadap almamaternya. Apapun kondisi dan realita kampus yang sesungguhnya
serta apapun perkataan orang lain, penumbuhan kebanggaan dan kecintaan terhadap
alamamater harus diarahkan kepada penumbuhan persepsi positif kepada setiap
mahasiswa didalamnya. Motivasi berprestasi dan persepsi positif mahasiswa akan
menentukan tinggi rendahnya hasil belajar dan kontribusi membangun
almamaternya. Apalabila mahasiswa mempunyai persepsi positif terhadap apapun
yang ada dikampusnya, maka ia akan cenderung untuk berpikir, merasakan,
menyerap, dan berperilaku positif dalam rangka membangun kejayaan almamater
atau kampusnya.
d. Berprestasi
Penumbuhan
semangat berprestasi sekaligus berkontribusi untuk kebanggaan dan kejayaan
almamater bermula dari adanya persepsi positif dari setiap mahasiswa terhadap
apapun yang berhubungan dengan almamaternya (fasilitas, lingkungan, senior,
aktifitas akademik, dll). Persepsi positif dibentuk dari informasi (dosen,
senior, pegawai, teman) dan lingkungan (kegiatan belajar mengajar, praktikum,
organisasi mahasiswa, dll) yang mendukung penumbuhan persepsi positif tersebut.
Informasi dan lingkungan yang ada di kampus, agar mendukung terbentuknya
perpsepti positif, harus dikondisikan sedemikian rupa agar ber-iklim atau
ber-atmosfer positif (juga). Hal ini dapat dikondisikan oleh para senior dan
pengurus organisasi yang ada di kampus melalui berbagai aktivitas kegiatan yang
mereka lakukan, terutama pada setiap acara dengan fungsi kaderisasi.
Persepsi
positif tersebut misalnya meliputi ilmu dan wawasan apa yang akan didapat dari
almamaternya, bagaimana prospek setelah lulus, keahlian dan ketrampilan apa
yang bisa didapatkan. Dan hal positif lainnya yang dapat diperoleh setelah
mahasiswa masuk dalam lingkungan kampus. Persepsi positif terhadap almamater
sangat penting dalam menentukan seorang mahasiswa ingin berprestasi dan juga
berkontribusi untuk almamaternya. Budaya dan amosfer ini lah yang dapat
ditumbuhkan oleh organisasi mahasiswa kepada mahasiswanya agar persepsi positif
dan kebanggaran almamater tumbuh dan bersemi dalam diri setiap mahasiswa,
sehingga membantu mahasiswa untuk beprestasi sekaligus berkontribusi kepada
almamater dan bangsa.
Kekuatan atau kompetensi dari suatu organisasi akan lebih
ditentukan oleh intangible
assetberupa sumber daya manusia yang berkemampuan serta organisasi
pembelajar untuk dapat bersaing pada masa yang akan datang.
e. Apa yang Mempengaruhi Mahasiswa Berprestasi?
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi keberhasilan mahasiswa untuk
mencapai prestasi yang optimal, yaitu inteligensi, kepribadian, lingkungan
kampus, dan lingkungan rumah. Salah satu faktor yang turut
mempengaruhi keberhasilan mahasiswa dalam mencapai prestasi optimal yaitu self-regulation (SR).
Usaha individu untuk mencapai tujuan belajar dengan mengaktifkan dan
mempertahankan pikiran, emosi dan perilaku disebut self-regulated learning (SRL).
SRL bukan merupakan kemampuan mental (inteligensi) atau keterampilan akademik
seperti kecakapan membaca, tetapi suatu proses pengarahan diri yang melibatkan
transformasi dari kemampuan mental menuju keterampilan akademik individu.
Seperti apa yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa mahasiswa dapat
berprestasi atau kah tidak akan ditentukan oleh faktor internal dan eksternal,
faktor internal adalah faktor yang berasal dari dalam dirinya sendiri.
Sedangkan faktor eksternal adalah yang berasal dari luar dirinya. Faktor
internal, menurut banyak ahli merupakan penentu dari kesuksesan seorang
mahasiswa mencapai prestasi optimal. Sedangkan faktor eksternal mempengaruhi
pencapaian mahasiswa, namun hanya sebatas mempengaruhi tidak menentukan. Faktor
internal yang dimaksud adalah contohnya motivasi, semangat, dorongan dari dalam
diri untuk berprestasi. Kesadaran untuk berprestasi diatas rata-rata yang
nantinya akan memunculkan motivasi, semangat, dan dorongan didalam dirinya.
Motivasi tersebut hanya akan mencapai sasaran jika mahasiswa menemukan cara
bagaimana mencapai targetnya. Oleh karena itu, pemahaman tentang bagaimana
mencapai target atau prestasi yang diinginkan harus dipunyai setiap mahasiswa.
Pemahaman tentang diri sendiri, pemahaman tentang manajemen diri, manajemen
waktu, dan penentuan prioritas dan juga life
mapping sangat perlu dikuasai oleh setiap mahasiswa agar
mereka tahu cara dan jalan mencapai prestasi yang mereka inginkan. Seperti juga
yang telah dijelaskan pada paragraph sebelumnya, bahwa kemampuan dalam mengatur
dirinya (self-regulated),
terutama bagi mahasiswa yang dianggap telah mandiri dan dewasa, merupakan hal
yang sangat penting untuk mendukung pencapaian target prestasi mereka.
Selain faktor internal, faktor eskternal berpengaruh terhadap
motivasi mahasiswa untuk berprestasi, diantaranya adalah lingkungan, baik
lingkungan kampus, lingkungan pergaulan, maupun keluarga. Lingkungan kampus,
berupa amosfer akademik yang tinggi, iklim belajar dan beprestasi yang tinggi,
yang dibangun oleh setiap elemen yang ada di kampus akan sangat menentukan
seberapa besarkah motivasi beprestasi pada setiap individu mahasiswanya. Jika amosfer, iklim, dan budaya prestatif telah
ada di lingkungan kampus, setiap mahasiswa yang baru masuk kedalam kampus
tersebut, sudah dapat dipastikan mereka akan langsung termotivasi untuk juga
berprestasi seperti mahasiswa kebanyakan dikampus tersebut. Pergaulan atau
pertemanan juga sangat mempengaruhi seseorang dalam bertingakah laku, berpikir,
dan berucap. Banyak orang mengatakan “jika
kamu ingin menjadi dokter maka bergaulan dengan dokter, jika kamu ingin menjadi
guru bergaullah dengan guru, dan jika kamu ingin menjadi orang sukses maka
bergaullah dengan orang-orang sukses”. Dengan siapa kita bergaul,
dengan siapa kita berteman, pasti akan mempengaruhi pola pikir dan tindak
tanduk kita. Jika mahasiswa dapat berteman dengan mahasiswa lain yang mempunyai
berorientasi prestasi, dapat dipastikan bahwa mahasiswa tersebut akan ikut
terpengaruh, minimal ingin beprestasi seperti teman-temannya atau bahkan
melebihi teman-temannya itu. Mahasiswa tersebut akan termotivasi melihat
teman-temannya yang lain. Cara pandang, sikap, dan karakter prestatif dalam
diri mahasiswa pun akan terbangun karena lingkungan pertemanan atau pergaulannya
mendukung hal tersebut tercapai.
f. Prestasi Berawal dari Organisasi
Lingkungan pergaulan yang berorientasi prestasi tersebut,
berdasarkan banyak pengalaman, lahir dari dunia organisasi mahasiswa. Mereka
yang beprestasilah yang kebanyakan lahir dari rahim organisasi mahasiswa,
apapun organisasinya. Berorganisasi artinya selain dapat menumbuhkan kemampuan
soft-skill dan life-skill, tapi juga mengundang kesempatan untuk berpretasi.
Fakta membutkitkan, mahasiswa yang banyak mendapatkan prestasi, seperti lomba
karya tulis, penelitian, business
plan, debat, prestasi dibidang kesenian dan budaya, olahraga, dan
bahkan terpilih menjadi delegasi di acara internasional adalah mereka yang
aktif di organisasi mahasiswa. Bahkan ajang pemilihan mahasiswa beprestasi yang
setiap tahunnya diadakan adalah salah satunya ditentukan oleh keaktifannya di
organisasi. Organisasi mahasiswa dapat menjadi sarana yang sangat efektif dalam
membantu seorang mahasiswa menemukan kesadaran kemudian dorongan dan motivasi
untuk berprestasi karena ia berada pada lingkungan pergaulan yang mendukung
seorang mahasiswa mencapai prestasinya. Apapun bidang dan jenis prestasinya.
Mahasiswa yang aktif di organisasi mahasiswa umumnya akan lebih
cepat mehami dirinya sendiri, menemukan jati diri dan prinsip hidupnya,
sehingga mereka dapat mengatur diri dan waktu dengan baik untuk mencapai
target-target mereka. Fakta telah membuktikan hal tersebut. Berorganisasi
cenderung akan melahirkan pemahaman diri, jati diri, prinsip hidup, karakter,
kepercayaan diri dan skill.
Ada potongan kalimat dari seorang aktivis mahasiswa yang mengatakan bahwa: “Berorganisasi memunculkan teman.
Berteman melahirkan pergaulan. Pergaulan membawa pada dinamika. Dan dinamika
membawa kepada kematangan hidup sebagai seorang pembelajar”.
Maka, motivasi berprestasi lahir dari keaktifan kita
berorganisasi. Berorganisasi membuka peluang untuk beprestasi.
Organisasi mahasiswa berperan besar dalam membangun budaya dan
amosfer prestatif didalam kampus melalui kebijakan dan program kerja yang
dilakukannya. Kebijakana dan program kerja yang dibuat oleh organisasi
mahasiswa seyogyanya semuanya berorientasi prestatif. Selain itu, organisasi
mahasiswa mempunyai peran dalam proses pendidikan dan kaderisasi mahasiswa,
sehingga secara langsung sebenarnya organisasi mahasiswa mempunyai tanggung
jawab dalam mendidik mahasiswa yang ada dikampusnya. Organisasi harus menjadi
wadah pembelajaran sekaligus wada pendidikan, atau knowledge resource bagi
setiap mahasiswa yang ada didalam organisasi tersebut maupun kepada mahasiswa
lain secara luas. Organisasi maasiswa harus mengajarkan berbagai skill kepada
mahasiswanya berdasarkan peran dan fungsi organisasi tersebut. Ada empat sendi
pengembangan skill dan knowledge mahasiswa yaitu melalui organisasi mahasiswa,
yaitu:
1.
Akademik oleh HMJ (himpunan mahasiswa
jurusan).
2.
Sosial politik oleh BEM dan SENAT/DPM.
3.
Minat bakat oleh UKM (unit kegiatan
mahasiswa).
4.
Keagamaan/spiritual oleh lembaga mahasiswa
berbasis agama.
Keempat
sendi aktivitas mahasiswa tersebut harus berjalan secara sinergis dan
terintegrasi dalam satu kesatuan yang harmonis sehingga pengembangan softskill mahasiswa
di perguruan tinggi dapat dicapai dengan sempurna atau COMPLETE.
Organisasi
mahasiswa harus menjadi penanam nilai/value positif
kepada mahasiswa melalui kegiatan dan aktifitas yang dilakukan. Organisasi
mahasiswa adalah wadah yang sangat tepat untuk mendidik mahasiswa menjadi
mahasiswa ideal yang sesungguhnya, dan sebagai tempat yang tepat untuk belajar
tentang kehidupan dan memaknainya. Seperti yang sudah dijelaskan dimuka,
organisasi mahasiswa harus bisa berperan dalam menumbuhkan persepsi positif
mahasiswa kepada institusinya agar dorongan untuk berprestasi dan berkontribusi
kepada almamater dan bangsa dapat tumbuh subur dikalangan mahasiswa. Organisasi
mahaisiswa adalah bagian penting dalam menumbuhkan dan melestarikan budaya dan
amosfer prestatif di kampus.
g. Mulailah dari Dalam Diri Sendiri
Mulailah menumbuhkan semangat bepretasi dari dalam diri. Karena
semangat kuat untuk menggapai prestasi bermula dari dalam diri sendiri, dan
itulah yang akan menentukan apakah kita akan mempunyai prestasi atau tidak.
Diri sendirilah juga yang akan menggerakan kita menjadi mahasiswa yang biasa
saja, seperti kebanyakan kita, ataukah akan melejit diatas rata-rata kita,
menjadi mahasiswa yang punya prestasi. Prioritaskan memperbaiki diri sebelum
memperbaiki sistem. Perbaikan diri adalah modal untuk memperbaiki sistem.
Sistem yang baik dibuat dan dijalankan oleh individu yang baik. Semuanya
berawal dari pembinaan diri. Perbaikan diri.
Kapasitas berbanding lurus dengan kontribusi. Ibarat sebuah gelas,
semakin besar ukuran gelas akan semakin besar jumlah air yang bisa ia tampung
dan berikan. Semakin besar dan banyak ilmu seseorang, semakin besar kontribusi
dan kemanfaatannya bagi sesama.
Teruslah belajar dan berkontribusi untuk kejayaan almamater, bangsa
dan negara.
HIDUP MAHASISWA!!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar