Rabu, 09 Januari 2013

Mulai Hilangnya Ruh Mahasiswa

Oleh: Irvanuddin
Komisi B MPM UNIVA Medan

MAHASISWA sebagai kaum intelektual yang berdasarkan keilmuannya harus melihat segala kemungkinan yang terjadi dari penyelenggaraan negara di semua bidang. Logis kalau dari mahasiswa ada tawaran solusi terhadap penyelenggaraan negara berdasarkan kompetensinya sebagai komunitas intelektual atas dasar kepeduliannya terhadap kondisi.
Dari komunitas ini, semestinya, kita memiliki agent of control yang mumpuni dengan jumlah kuantitatif mahasiswa Indonesia hari ini. Mahasiswa sebagai kaum muda yang dengan berjalannya waktu suatu saat nanti memimpin nakhoda pemerintahan, sebagian besar (untuk mengatakan tidak semua) telah terwarnai sangat pekat dengan obsesi pribadi dan menghilangkan kepekaannya terhadap kepentingan berbangsa dan bernegara.
Sumber daya masa depan ini hanya menjadi ancaman, karena menambah besar jumlah pengangguran. Dan, bukan mencari atau menjadi solusi bangsanya akibat sikap acuh terhadap permasalahan yang bersifat makro.
Kepedulian mahasiswa yang sudah menjadi hal yang langka, ketika sebagian mahasiswa hanya mampu kritis terhadap elite politik dan sebagian besar lainnya hanya diam. Dengan keilmuan terapan yang dimiliki tidak banyak mahasiswa yang mau terjun langsung ke tengah masyarakat memberikan solusi kemasyarakatan pada tataran objek bangsa ini yaitu rakyat, mulai dari tawaran perbaikan taraf kemampuan hidup atau mencerdaskan kehidupan bernegara.
Dengan fakta hari ini, mahasiswa sudah  terdiaspora dalam berbagai kepentingan politik pragmatis dan sedikit yang ideologis. Pragmatisme menjadi determinasi di berbagai level pergerakan tidak terkecuali mahasiswa sehingga rakyat kecil yang selama ini hanya menjadi penanggung penderitaan bangsa ini semakin teracuhkan.
Betapa sejarah membuktikan kekuatan agent of control ini mampu memberikan sumbangsihnya pada perbaikan keadaan-keadaan bangsa yang sangat memprihatinkan. Tapi tidak hari ini ketika mahasiswa hanya berpikir egosentris terhadap kepentingan pribadinya. Sebuah sistem yang sama tapi lebih mengerikan dibandingkan NKK/BKK, harapan agar mahasiswa tidak usil dengan gerakan tikus bangsa ini.
Ini dapat dibuktikan, hari ini mahasiswa tidak memiliki kekuatan apapun untuk perbaikan negara. Dipenuhi dengan generasi yang pesimistis, miskin kreativitas, dan solusi. Mahasiswa telah terkebiri dengan cara pandang dan ketidakpeduliannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar